Ternyata masih ada pemahaman keliru dari masyarakat dalam memandang dan membeli barang-barang elektronik berbasis teknologi seperti laptop dan komputer. Salah satunya adalah pengaruh kurs dollar terhadap harga.
Selama ini, masyarakat tersugesti bahwa saat dollar melambung, harga barang elektronik ikut meroket. Demikian pula sebaliknya. Anggapan tersebut memang tidak salah sepenuhnya.
Hanya saja , menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Komputer Indonesia (Apkomindo) Yogyakarta, Hadi Santono, dalam dunia pengusaha komputer, harga barang naik atau turun, dominan disebabkan oleh dua faktor.
Faktor pertama adalah persaingan antarpengusaha. Jika ada satu toko berani mematok harga rendah untuk produk tertentu, maka toko-toko lain segera menurunkan harga.
Sedangkan faktor kedua adalah teknologi, Laptop, komputer, hingga flash disc, misalnya, teknologinya terus bergerak. Barang yang saat ini berteknologi tinggi, maka dua atau tiga bulan mendatang akan dipandang biasa, sebab muncul produk baru yang lebih berteknologi. Harga produk lama pun turun.
Sementara masyarakat sudah takut duluan begitu kurs dollar melejit. Padahal kurs dollar memang naik-turun. "Di sisi lain, katakanlah, meski dollar naik atau turun pun, kondisinya kan bisa dimanfaatkan toko guna mencari pembenaran bahwa harga jualannya tetap tak bisa ditawar. Bukankah demikian?" ucapnya.
Masyarakat, lanjut dia, jangan terlalu melihat kurs dollar ketika hendak membeli. Kalau ingin membeli ya disesuaikan dengan kantong saja.
Selama ini, masyarakat tersugesti bahwa saat dollar melambung, harga barang elektronik ikut meroket. Demikian pula sebaliknya. Anggapan tersebut memang tidak salah sepenuhnya.
Hanya saja , menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Komputer Indonesia (Apkomindo) Yogyakarta, Hadi Santono, dalam dunia pengusaha komputer, harga barang naik atau turun, dominan disebabkan oleh dua faktor.
Faktor pertama adalah persaingan antarpengusaha. Jika ada satu toko berani mematok harga rendah untuk produk tertentu, maka toko-toko lain segera menurunkan harga.
Sedangkan faktor kedua adalah teknologi, Laptop, komputer, hingga flash disc, misalnya, teknologinya terus bergerak. Barang yang saat ini berteknologi tinggi, maka dua atau tiga bulan mendatang akan dipandang biasa, sebab muncul produk baru yang lebih berteknologi. Harga produk lama pun turun.
Sementara masyarakat sudah takut duluan begitu kurs dollar melejit. Padahal kurs dollar memang naik-turun. "Di sisi lain, katakanlah, meski dollar naik atau turun pun, kondisinya kan bisa dimanfaatkan toko guna mencari pembenaran bahwa harga jualannya tetap tak bisa ditawar. Bukankah demikian?" ucapnya.
Masyarakat, lanjut dia, jangan terlalu melihat kurs dollar ketika hendak membeli. Kalau ingin membeli ya disesuaikan dengan kantong saja.
5 komentar:
Kurs dollar $$$$$$$ saat ini yg sangat mengambang. membuat kami yg bergerak di bisnis elektronik ini, jd sangat memusingkan. Dollar bisa berubah setiap detik maupun menit. Utk tawar-menawar harga jadi sangat tidak leluasa. Stok produk juga jadi menyimpang.
wah.... apa2 di kaitkan ma dollar $_$.. coba sex2 jadi rp...
kan seru jg... emang seh gak harus sesuaikan ma kurs dollar lah...
bgsan dompet kita yang menentukan....
kalo dompet tebal beli yang plg bgs ja.. gak usah takut maal....
ehhehee....
Ya, mang bener juga artikel yang lo buat. bisa juga krn saingan bisnis, apa lagi skrng banyak perusahan bersaingan dengan hrg murah n kerdit 0%, jadi sapa yang patok hrg rendh n barang yang sama dialah yang menang..
mmemang gitu trik nya penjual tu...mklm mo untung lbh bnyk lage... belum lage yg kredit tu.. lbh bnyk e untung....
wah...masyarakat indo du anghe mah...ai co mek ge lah...haha...Ai phi du chi ge a....Ngerti gak y???
Nih bisanya permainan pasar az....
Posting Komentar